Kamis, 31 Januari 2013

MASJID KAUMAN SRAGEN



Masjid Kauman Sragen merupakan salah satu masjid tertua, terletak di pusat kota Sragen yang tepatnya berdekatan dengan Rumah Dinas Bupati Sragen. Sebagian besar masjid di pergunakan sebagai sarana untuk beribadah umat muslim, akan tetapi Masjid Kauman Sragen sering dikunjungi banyak orang sekedar beristirahat di teriknya matahati dan ingin tau tentang sejarah berdirinya masjid.
Memang benar adanya bahwa pendiri Masjid Kauman Sragen berkaitan dengan Keraton Kasunanan Surakarta. "Masjid Kauman didirikan oleh ulama dari Bojonegoro, Kiai Zainal Mustofa, yang ditugaskan oleh Keraton Kasunanan Surakarta untuk penyiaran agama Islam di daerah yang dulu disebut sebagai Bumi Sukowati," kata Ketua Takmir Masjid Kauman Sragen, Arkanuddin Masruri.
Menurut dari sumber Masjid Kauman Sragen adalah sebagai penanda batas kekuasaan Kasunanan Surakarta. Tampak dari luar, tak jauh berbeda dengan masjid-masjid kebanyakan di Sragen yang berasitektur khas Jawa dengan bentuk bujur sangkar dan atap bersusun dengan bahan material baru. Akan tetapi, bila kita masuk ke dalamnya, kita akan melihat sejumlah bagian bangunan yang menunjukkan sudah berumur tua, seperti empat buah pilar berbahan kayu jati yang dipertahankan sejak berdirinya masjid tersebut pada 1840. Bahkan, ukiran-ukiran yang ada pada pilar masjid tersebut masih terlihat jelas dan berkesan menyimbolkan eksistensi Masjid Kauman hingga saat ini.
Selain empat pilar masjid berbahan kayu jati tersebut, ujar Arkanuddin, mimbar khotbah yang saat ini digunakan juga menjadi peninggalan sejak awal berdirinya masjid tersebut.Tak hanya pada bagian utama masjid, gapura Masjid Kauman yang berada di bagian depan bangunan utama juga saat ini berdiri kokoh menyambut kedatangan umat Islam yang akan beribadah sejak dulu hingga sekarang.
Salah satu titik lainnya di bagian kawasan masjid tersebut yang menjadi bagian dari sejarah tempat itu adalah sejumlah makam pendiri dan pemelihara Masjid Kauman. Keberadaan makam para pendiri dan pemelihara masjid tersebut, menurut Arkanuddin, merupakan wujud kesetiaan para pelaku sejarah masjid tersebut kepada agama Islam dan Keraton Kasunanan Surakarta meskipun tugas mereka sudah berakhir karena takdir maut.
Meskipun para pendiri dan pemeliharanya telah meninggal dan mengakhiri tugas, Masjid Kauman Sragen akan terus menunjukkan eksistensinya dan kesetiannya sebagai tempat penyiaran agama Islam di Sragen dan kawasan di sekitarnya.
Sebagai salah satu pusat dari pengembangan agama Islam di kabupaten Sragen, Masjid Kauman Sragen terus menunjukkan eksistensinya dalam hal tersebut sekitar tahun 1840 sampai sekarang.
Sumber : Kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar